Jumat, 26 Februari 2016

Askep Partus Lama



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………..…………………………………………...
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1.1            Latar belakang………….................................................................................2
1.2            Rumusan masalah............................................................................................3
1.3            Tujuan………….…...……………………………………………….……….3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…...………………………………………...…….
2.1            Definisi ...........................................................................................................4
2.2            Klasifikasi Partus Lama………………………………………………...…...4
2.3            Etiologi….…………...…………………………………………………........6
2.4            Manifestasi Klinik………….……………………………………………..…8
2.5            Proses terjadinya persalinan normal……………………………..…………..9
2.6            Diagnosa.…..……………………..………………………………………...10
2.7            komplikasi…………………………………………...……………………..12
2.8            WOC………………………………...…………………………………...…13
BAB III KASUS.....................................................................................................14
BAB IV ASKEP………………………………………………………...…………..
4.1Anamnesa...........................................................................................................22
4.2Pemeriksaan.......................................................................................................23
4.3Diagnosa……………………………………………………………………….25
BAB V PENUTUP………………………………………………………………….
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………...……………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


            Partus lama adalah persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan persalinan. Secara umum, persalinan yang abnormal sering terjadi apabila terdapat disproporsi antara bagian presentasi janin dan jalan lahir. Partus lama dapat terjadi akibat beberapa kelainan tertentu yang melibatkan serviks, uterus, janin, tulang panggul ibu, atau obstruksi lain dijalan lahir. Kelainan-kelainan ini secara mekanistis dibagi menjadi tiga kategori yaitu kelainan kekuatan (power), kelainan yang melibatkan janin (passenger), kelainan jalan lahir (passage).
Partus Lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 12 jam yang dimulai dari tanda-tanda persalinan. Partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi pendarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan asfiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi. Para ibu baru yang menjalani persalinan pertamanya dengan sulit dan lama mengatakan bahwa pengalaman tersebut akan mempengaruhi mereka untuk selamanya.
Secara keseluruhan, 60% wanita yang menjalani persalinan sulit mengatakan bahwa pengalaman tersebut akan meninggalkan kesan pada mereka sepanjang hidupnya. Persalinan yang lama biasa terjadi terutama pada wanita yang baru menjalani persalinan anak pertama.
Persalinan lama didefinisikan sebagai persalinan dengan kemajuan yang lama, yaitu ibu mengalami kontraksi teratur lebih lama dari 12 jam misalnya, atau persalinan yang membutuhkan operasi cesar darurat, bantuan forseps, atau vakum. Para peneliti menemukan bahwa rasa sakit merupakan hal yang utama diutarakan oleh para ibu baru, terutama mereka yang mengalami persalinan lama.





1.2   Rumusan Masalah
a.              Bagaimana konsep Partus Lama?
b.              Bagaimana kasus partus lama?
c.              Bagaimana konsep asuhan keperawatan Partus Lama?


1.3  Tujuan

     Tujuan Umum
a.       Menjelaskan konsep Partus Lama
b.      Menjelaskan kasus partus lama
c.       Menjelaskan konsep asuhan keperawatan Partus Lama

     Tujuan Khusus
a.       Menjelaskan definisi partus lama
b.      Menjelaskan Etiologi partus lama
c.       Menjelaskan klasifikasi partus lama
d.      Menjelaskan etiologi partus lama
e.       Menjelaskan manifestasi klinik Partus Lama
f.       Menjelaskan proses terjadinya persalinan normal
g.      Menjelaskan diagnose partus lama
h.      Menjelaskan komplikasi partus lama
i.        Menjelaskan Woc partus lama
j.        Menjelaskan kasus partus lama
k.      Menjelaskan asuhan keperawatan partus lama






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  DEFINISI
            Partus lama merupakan persalinan yang sulit yang ditandai adanya hambatan kemajuan dalam persalinan, kemajuan persalinan dinilai dari kemajuan pembukaan serviks, kemajuan bagian terendah janin, dan bila janin sudah sampai dibidang hodge III atau lebih rendah dinilai dari ada atau tidaknya putaran paksi dalam.
            Pada partus lama dapat ditemukan pemanjangan fase laten atau fase aktif ataupun kedua-duanya dari kala pembukaan. Pada fase latent terjadi pembukaan yang sangat lambat dari 0 sampai 3cm dan lamanya ± 8 jam. Tetapi pada partus lama terjadinya fase laten lebih dari 8 jam. Menurut Friedman dan Sachtleben mendefinisakan fase latent berkepanjangan apabila lama fase ini lebih dari 20 jam pada nulipara dan 14 jam pada multipara. Pada fase aktif frekuensi dan lamanya kontraksi uterus meningkat , serviks membuka dari 4 ke 10 cm, terjadi penurunan bagian terbawa janin, dan fase ini tidak lebih dari 6 jam, akan tetapi pada partus yang lama terjadinya fase ini lebih dari 6 jam.
            Suatu persalinan dikatakan lama jika persalinan telah berlangsung lebih dari 14 jam atau lebih untuk primigravida dan lebih dari 8 jam untuk multigravida. Selain itu juga pada partus lama didapatkan dilatasi serviks dikanan garis waspada pada partograf.

2.2  Klasifikasi Partus Lama
Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996) mengklasifikasikan partus lama menjadi beberapa fase, yaitu :
1.      Fase laten yang memanjang
Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau waktu 14 jam pada multipara merupakan keadaan abnormal. Sebab-sebab fase laten yang panjang mencakup :
a.       Serviks belum matang pada awal persalinan
b.      Posisi janin abnormal
c.       Disproporsi fetopelvik
d.      Persalinan disfungsional
e.       Pemberian sedatif yang berlebihan
Serviks yang belum matang hanya memperpanjang fase laten, dan kebanyakan serviks akan membuka secara normal begitu terjadi pendataran. Sekalipun fase laten berlangsung lebih dari 20 jam, banyak pasien mencapai dilatasi serviks yang normal ketika fase aktif mulai. Meskipun fase laten itu menjemukan, tapi fase ini tidak berbahaya bagi ibu atau pun anak.

2.      Fase aktif yang memanjang pada primigravida
Para primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam merupakan keadaan abnormal, yang lebih penting daripada panjangnya fase ini adalah kecepatan dilatasi serviks. Pemanjangan fase aktif menyertai :
a.       Malposisi janin
b.      Disproporsi fetopelvik
c.       Penggunaan sedatif dan analgesik secara sembrono
d.      Ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan
Keadaan ini diikuti oleh peningkatan kelahiran dengan forceps  tengah, secsio caesarea dan cedera atau kematian janin. Periode aktif yang memanjang dapat dibagi menjadi dua kelompok klinis yang utama, yaitu kelompok yang masih menunjukkan kemajuan persalinan sekalipun dilatasi servik berlangsung lambat dan kelompok yang benar-benar mengalami penghentian dilatasi serviks.

3.      Fase aktif yang memanjang pada multiparas
Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih dari 6 jam (rata-rata 2,5 jam) dan laju dilatasi serviks yang kurang dari 1,5 cm per jam merupakan keadaan abnormal. Meskipun partus lama pada multipara lebih jarang dijumpai dibandingkan dengan primigravida, namum karena ketidakacuhan dan perasaan aman yang palsu, keadaan tersebut bisa mengakibatkan malapetaka.
Kelahiran normal yang terjadi di waktu lampau tidak berarti bahwa kelahiran berikutnya pasti normal kembali. Pengamatan yang cermat, upaya menghindari kelahiran pervaginam yang traumatik dan pertimbangan secsio caesarea merupakan tindakan penting dalam penatalaksanaan permasalahan ini. Berikut ini ciri-ciri partus lama pada multipara :
a.       Insedensinya kurang dari 1%
b.      Mortalitas perinatalnya lebih tinggi dibandingkan pada primigravida dengan partus lama
c.       Jumlah bayi besar bermakna
d.      Malpresentasi menimbulkan permasalahan
e.       Prolapsus funiculi merupakan komplikasi
f.       Perdarahan postpartum berbahaya
g.      Rupture uteri terjadi pada grande multipara
h.      Sebagian besar kelahirannya berlangsung spontan pervaginam
i.        Ekstraksi forceps tengah lebih sering dilakukan
j.        Angka secsio caesarea  tinggi, sekitar 25%.

2.3  Etiologi
            Penyebab dari persalinan lama dapat dibagi dalam tiga golongan besar yaitu:
1.      Persalinan lama karena kekutan – kekuatan yang mendorong anak tidak memadai, seperti:
a.       Kelainan His
            Merupakan penyebab terpenting dan tersering terjadinya persalinan lama. Baik tidaknya His dapat dinilai dari kemajuan persalinan, sifat-sifat his : frekuensi, kekuatan dan lamanya his, besarnya caput suksedaneum. Penilaian kekuatan his dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, yakni menilai secara manual sifat-sifat his dengan palpasi atau menggunakan bantuan CTG. His dikatakan kurang baik kuat jika:
Ø  Terlalu lemah yang dinilai dengan palpasi pada puncak his.
Ø  Terlalu pendek yang dinilai dari lamanya kontraksi.
Ø  Terlalu jarang yang dipantau dari waktu sela antara dua his.
Menurut WHO his dikatakan memadai bila terdapat his yang kuat sekurang-kurangnya tiga kali dalam kurun waktu 10 menit dan masing-masing lamanya lebih dari 40 detik.5
b.      Kekuatan mengejan kurang kuat
            dapat berupa kelainan dari dinding perut, seperti luka parut baru pada dinding perut, diastase muskulus rektus abdominis, atau kelainan keadaan umum ibu seperti sesak nafas atau adanya kelelahan ibu.
2.      Persalinan lama karena adanya kelainan letak janin atau kelainan fisik janin, seperti presentasi bahu, presentasi dahi, presentasi bokomg, anak besar, hidrosefal, dan monstrum.
3.      Persalinan lama karena adanya kelainan pada jalan lahir.
            Baik kelainan bagian keras (tulang) maupun bagian yang lunak dari panggul, seperti danya panggul sempit, adnya tumor-tumor baik pada genitalia interna maupun visera lain didaerah paggul yang menghalangi jalan lahir. Pengaruh panggul sempit pada persalinan yaitu persalinan lebih lama dari biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pembukaan, karena banyak waktu yang dipergunakan untuk mulase kepala anak.
Dalam kaitannya dengan gangguan kemajuan persalinan, dalam hal ini disfungsi uterus, kemungkinan besar mendominasi sebelum pembukaan serviks lengkap, sedangkan kelainan proporsi fetopelvik kemungkinan lebih jelas setelah kala dua tercapai.

Ø  Disfungsi uterus
            Propulsi dan ekspulsi janin disebabkan oleh kontraksi uterus, yang pada kala dua diperkuat oleh kerja otot volunter dan involunter dinding abdomen, pada partus lama intensitas kedua faktor ini mungkin kurang sehingga persalinan melambat atau berhenti.
Disfungsi uterus yang ditandai dengan kontraksi yang jarang sehingga pada fase pembukaan serviks manapun ditandai oleh tidak adanya kemajuan, sedangkan salah satu karakteristik utama persalinan normal adalah kemajuan.
Ada beberapa penyebab disfungsi uterus  seperti:
ü  Analgesia Epidural
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa analgesia epidural dapat memperlambat jalannya persalinan hal ini berkaitan dengan memanjangya kala I dan kala II persalinan serta melambatnya kecepatan penurunan janin.
ü  Korioamnionitis
            Karena adanya keterkaitan antara persalinan yang lama dengan infeksi intrapartum pada ibu, beberapa dokter menganjurkan bahwa infeksi itu sendiri berperan menimbulkan kelainan aktivitas uterus. Besar kemungkinanya bahwa infeksi uterus dalam situasi klinis ini adalah konsekuensi dari partus lama (disfungsi) dan bukan penyebab dari distosia.
ü  Posisi ibu selama persalinan
            Menurut Miller (1983), kontraksi uterus terjadi lebih sering tetapi dengan intensitas rendahbapabila ibu dengan posisi terlentang, tetapi sebaliknya frekuensi dan intensitas kontraksi dilaporkan meningkat apabila ibu duduk atau berdiri. Namun Lupe dan Gross (1986) menyimpulkan bahwa tidak terdapat bukti komklusif bahwa posisi ibu tegak maupun ambulasi dapat memperbaiki persalinan.

Ø  Disproporsi Fetopelvik
Keadaan ini timbul karena berkurangnya ukuran panggul, ukuran janin yang terlalu besar, atau kombinasi keduanya.
ü  Kapasitas panggul
            Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul dapat menyebabkan distosia saat persalinan. Hal ini mungkin didapatkan penyempitan pintu atas panggul, pintu tengah panggul, pintu bawah panggul atau panggul yang menyempit seluruhnya akibat kombinasi dari hal-hal diatas.
ü  Ukuran janin terlalu besar
            Disproporsi sefalopelvik biasanya tidak berkaitan dengan ukuran janin yang terlalu besar. Hal ini berkaitan dengan pernyataan di edisi ketiga belas William obstetrics mengenai ukuran janin yang terlalu besar sebagai penyebab partus lama yaitu asalkan panggul tidak menyempit, kecil kemungkinannya bagi anak yang tumbuh normal dengan berat badan kurang dari 4500gram dapat menimbulkan partus lama semata-mata karena ukurannya.

2.4  Manifestasi Klinik
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998) gejala klinik partus lama terjadi pada ibu dan juga pada janin.
1.      Pada ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring v/d Bandle, oedema serviks, cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.
2.      Pada janin :
  1. Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan negarif, air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
  2. Kaput succedaneum yang besar
  3. Moulage kepala yang hebat
  4. Kematian  Janin Dalam Kandungan (KJDK)
  5. Kematian Janin Intra Parental (KJIP)
Menurut Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG (1998), gejala utama yang perlu diperhatikan pada partus lama antara lain :
1.      Dehidrasi
2.      Tanda infeksi : temperatur tinggi, nadi dan pernapasan, abdomen meteorismus
3.      Pemeriksaan abdomen : meteorismus, lingkaran bandle tinggi, nyeri segmen bawah rahim
4.      Pemeriksaan lokal vulva vagina : edema vulva, cairan ketuban berbau, cairan ketuban bercampur mekonium
5.      Pemeriksaan dalam : edema servikalis, bagian terendah sulit di dorong ke atas, terdapat kaput pada bagian terendah
6.      Keadaan janin dalam rahim : asfiksia sampai terjadi kematian
7.      Akhir dari persalinan lama : ruptura uteri imminens sampai ruptura uteri, kematian karena perdarahan atau infeksi.


2.5  Proses terjadinya persalinan normal
            Untuk memiliki pemahaman yang lebih tentang apa yang dimaksud dengan persalinan yang abnormal maka terlebih dahulu kita paham tentang parsalinan yang normal.
            Secara umum persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari uterus kedunia luar. Sebab-sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori yang kompleks. Pengaruh prostaglandin, faktor humoral, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf  dan nutrisi disebut sebagai faktor-fakotor yang mengakibatkan partus.6,7
            Persalinan dimulai ( Inpartu ) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Dalam persalinan terdiri dari empat kala yaitu kala I atau kala pembukaan, kala II atau kala pengeluaran, kala III atau kala uri, dan kala IV atau masa 1 jam setelah plasenta lahir.

            Kala I persalinan  dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus hingga pembukaan serviks mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala I persalinan ini dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Pada fase laten dimulai sejak awal kontraksi hingga pembukaan serviks < 4cm,biasanya brlangsung < 8 jam.  Sedangkan pada fase aktif  serviks membuka dari 4 ke 10 cm, dan terjadi penurunan bagian terbawah janin, biasanya berlangsung < 6 jam.
            Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Ada beberapa tanda-tanda kala II diantaranya kekeatan ingin meneran bertambah, makin meningkatnya trkanan pada rektum dan vagina, perineum terlihat menonjol, vulva- vagina dan sfingter ani terlihat membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
            Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Sedangkan kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.


2.6  Diagnosis
            Untuk mendiagnosis persalinan lama terlebih dahulu memperhatikan faktor-faktor penyebab persalinan lama seperti: His yang tidak efisisen dan adekuat, faktor janin, dan faktor jalan lahir.
Tabel 1: Diagnosis persalinan lama

Tanda dan gejala
Diagnosis
Serviks tidak membuka
Tidak didapatkan his/his tidak teratur
Belum in partu
Pembukaan serviks tidak melewati 4 Cm sesudah 8 jam
Inpartu dengan his yang teratur
Fase latan memanjang
Pembukaan serviks melewati kanan garis waspada partograf
  • Frekwensi his kurang dari 3 his per 10 menit dan lamanya kurang dari 40 detik
  • Pembukaan serviks dan turunnya bagian janin yang dipresentasi tidak maju sedangkan his baik
  • Pembukaan serviks dan turunnya bagian janin yang dipresentasi tidak maju dengan kaput, terdapat maulase hebat, edema serviks, tanda rupture uteri imminens, gawat janin
  • Kelainan presentasi ( selain verteks dengan oksiput anterior )
Fase aktif memanjang

  • Inersia uteri


  • Disproporsi sefalopelvik


  • Obstruksi kepala




  • Malpresentasi atau malposisi
Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin mengedan, tetapi tak ada kemajuan penurunan
Kala II lama

Untuk mendiagnosa faktor pada jalan lahir, seperti karena adanya kelainan panggul, dapat ditegakkan atas pemeriksaan radiologis seperti pelvimetri radiologi, CT Scan, MRI (Magnetic resonance imaging). Dengan melakukan pemeriksaan radiologis, akan didapatkan kriteria diagnosis mengenai ukuran panggul.
Kriteria diagnosisnya sebagai berikut:
a.       Kesempitan pintu atas panggul:
Ø  Panggul sempit relatif: jika konjugata vera > 8,5 – 10 cm
Ø  panggul sempit absolut: jika konjugata vera < 8,5 cm
b.      Kesempitan panggul tengah:
     Kalau jumlah diameter  interspinarum dan diametersagitalis posterior pelvis mencapai < 13,5 cm dan diameter interspinarum <10 cm, dinding panggul konvergen, dan sakrum lurus atau konveks.
c.       Kesempitan pintu bawah panggul:
    Bila arkus pubis <900, atau sudut lancip.
            Sedangkan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis faktor janin dapat menggunakan ultrasonografi. 



2.7  Komplikasi
            Efek yang diakibatkan oleh partus lama bisa mengenai ibu maupun janin. Diantaranya:
1.      infeksi intrapartum
            Infeksi merupakan bahaya  serius yang mengancam ibu dan janinnya pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri didalam cairan amnion menembus amnion dan desisdua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia , sepsis dan pneumonia pada janin akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi.
2.      Ruptur uteri
            Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius selama partus lama, terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan pada mereka yang dengan riwayat seksio sesarea. Apabila disproporsi antara kepala janin dan dan panggul sedemikin besar sehingga kepala tidak engaged dan tidak terjadi penurunan, sehingga segmen bawah uterus menjadi sangat teregang yang kemudian dapat menyebabkan ruptur.
3.      Cincin retraksi patologis
            Pada partus lama dapat timbul konstriksi atau cincin lokal uterus, tipe yang paling sering adalah cincin retraksi patologis Bandl. Cincin ini disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah uterus, cincin ini sebagai sustu identasi abdomen dan menandakan ancaman akan rupturnya segmen bawah uterus.
4.      Pembentukan fistula
            Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi tidak maju untuk jangka waktu lama , maka bagian jalan lahir yang terletak diantaranya akan mengalami tekanan yang berlebihan. Karena gangguan sirkulasi sehingga dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan munculnya fistula.
5.      Cedera otot dasar panggul
            Cedera otot-otot dasar panggul, persarafan, atau fasia penghubungnya merupakan konsekuensi yang tidak terelakkan pada persalinan pervaginum terutama apabila persalinannya sulit.
6.      Efek pada janin berupa kaput suksedaneum dan moulase kepala janin.


2.8  WOC
His tidak efisien
Kelainan jalan lahir
Resiko persalinan
Ø  Umur <16 tahun
Ø  TB <140  cm
Ø  Primi gravid
Ø  Riwayat partus
Kelainan janin
 


           


Partus Lama
takikardi
Perfusi ventilasi terganggu
Mk: Gg pertukaran gas
Tekanan darah
Hear rate
Mk: ketidakefektifan perfusi jaringan
Kompensasi  sss
Peningkatan intracranial
Mk: Gg rasa nyaman
Intake cairan tidak adekuat
Mekanisme regulasi terganggu
Mk: Devisit volume cairan
Peristaltic
akumulasi
Mk: Gg pemenuhan nutrisi
Output keringat berlebihan
Hidrasi terganggu
Resiko ketidakefektifan cairan
 

























BAB III
KASUS
Nama               :Ny. ”NM”
Usia                 :32 tahun
Pendidikan      :SD
Pekerjaan         :Ibu rumah tangga
Agama             :Islam
Suku                :Sasak
Alamat                        :Kayangan – Kabupaten Lombok Utara
MRS                :17 September 2010
No. RM           :209697

ANAMNESA
Keluhan utama :Pasien datang  dengan keluhan nyeri perut menjalar ke pinggang.
Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien rujukan Polindes Santong dengan G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala II lama. Pasien mengeluh nyeri perut menjalar ke pinggang sejak pukul 12.00 (16/09) disertai lendir darah. Keluar air dari jalan lahir pukul 17.00, jernih, tidak berbau. Gerakan janin masih dirasakan oleh pasien. Pasien mengeluh panas badan yang muncul sejak pasien dirawat di Polindes. Perut kembung disangkal.
Kronologis :12.00 (16/09) Pasien datang ke Polindes pukul 12.00, mengeluh nyeri perut ingin melahirkan.


Hasil pemeriksaan di Polindes didapatkan
KU                  :baik
Kesadaran       :composmentis
TD                   :130/80 mmHg
FN                   :90x/mnt
Suhu                :37,6°C
FP                    :20x/mnt

Pemeriksaan obstetri
Inspeksi           :oedem +/+
Palpasi             :TFU    :33 cm, letak kepala, punggung kiri
Auskultasi       :DJJ     :(+) 144x/menit

12.35
S          :Nyeri perut (+)
O         :VT : Φ 4 cm, eff 45%, ket (+), kepala penurunan HI
A         :G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala I fase aktif
P          :Observasi kesejahteraan ibu dan janin



16.40  
S           :Nyeri perut (+)
O          :VT :Φ 8 cm, eff 85%, ket (+), kepala penurunan HI
A          :G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala I fase aktif
P          :Observasi kesejahteraan ibu dan janin

18.55
S          :Nyeri perut (+), keluar air dari jalan lahir, jernih, tidak berbau
O         :VT : Φ lengkap, eff 100%, ket (-), jernih, kepala penurunan HIII
A         :G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala II
P          :Pimpin persalinan

19.55
S          :Nyeri perut (+)
O         :VT : Φ lengkap, eff 100%, ket (-), jernih, kepala penurunan HIII
A         :G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala II lama
P          :Rujuk pasien

Terapi dari Polindes
Ø  Inj. Ampicillin 1 gram IV (20.05)
Ø  Inf. RL 20 tetes/menit (20.15)

HPHT : 23/12/2009
HTP : 30/09/2010

Riwayat obstetri
1.      9 tahun, laki-laki, spontan, BBL : 2800 gram, cukup bulan, di PKM
ditolong bidan.
2.      Riwayat KB                      :Suntikan setiap 3 bulan, terakhir pemakaian 1 tahun sebelum pasien hamil. 
Rencana KB                      :Suntikan setiap 3 bulan
ANC                                 :>4x di Posyandu, terakhir 1 bulan yang lalu dan saat itu dikatakan janin dalam keadaan baik dan kepala sudah memasuki panggul.
Riwayat Penyakit Dahulu :Riwayat hipertensi (-), DM (-), asma (-), penyakit jantung (-), gangguan fungsi hati (-), ginjal (-).
Riwayat penyakit keluarga :(-)

PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum                      :baik
Kesadaran                               :composmentis
Tek. Darah                              :130/80 mmHg FN : 92 x/menit
FP                                            :24x/menit
Suhu                                        :37,6ºC
Mata                                        :An -/-, Ikterus -/-
Jantung                                    :S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru                                         :vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen                                :striae gravidarum (+), linea nigra (+), perk: timpani
Ekstremitas                             :edema -/-, akral hangat +/+

STATUS OBSTETRI
Leopold I                                :teraba bokong di fundus, TFU : 33 cm
Leopold II                               :punggung fetal disebelah kiri
Leopold III                             :teraba kepala
Leopold IV                             :kepala sudah masuk PAP 2/5 bagian
TBJ                                          :3410 gram
His                                           :(+) 3x/10 menit, selama 35 detik
DJJ                                          :14-15-14 = 180x/menit
Inspeksi                                   :vulva oedem (+)
VT                                           :Φ lengkap, ket (-), teraba kepala, UUK kidep, penurunan HIII, caput (+), tidak teraba bagian kecil/tali pusat janin.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb                                           :12,4 g/dL
Ht                                            :34,4%
Leu                                          :20800/µL
Plt                                            :213000/µL
HBsAg                                    :(-)
DIAGNOSIS
G2P1A0H1 hamil 38-39 mgu/T/H/IU presentasi kepala dengan Kala II Kasep

RENCANA TINDAKAN
Ø  Observasi kesejahteraan ibu dan janin
Ø  Lapor dokter jaga, usul:
1.Resusitasi intra uterin
2.Antibiotik                        :Inj. Cefotaxime 1 gr
3.Antipiretik           :Paracetamol 3x500mg dan kompres
4.Ekstraksi vakum Advis : usul diterima

BAYI
Lahir tgl / jam                          :17 September 2010 / 02.10 WITA
Jenis Kelamin                          :Laki-laki
Apgar Score                            :3 – 5
Berat                                       :3500 gram
Panjang                                   :50 cm
Kel.kongenital                         :(-)
Anus                                        :(+)
Ketuban                                  :mekonial

PLASENTA
Ø  Lahir tgl / jam : 17 September 2010/ 02.12 WITA
Ø  Kesan lengkap, namun post partum TFU 1 jari di atas umbilikus. Coba dilakukan eksplorasi, teraba jaringan, namun OUI sudah tertutup. Suspek rest (sisa) plasenta.
Ø  Pro USG


IBU POST PARTUM
Keadaan umumq                     :Baik   
Tek. Darah                              :120/80 mmHg
FN                                           :84x/menit
FP                                            :20x/menit
 Suhu                                       :36,8°C
Kontraksi Uterus                     :baik
Tinggi Fundus Uteri                :1 jari di atas umbilikus
Perdarahan                              : ± 200 cc








BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1  Anamnesa
a.       Biodata meliputi:
Nama, Umur mengetahui usia ibu apakah termasuk resiko tinggi / tidak (terlalu muda apabila < 20 tahun atau terlalu tua > 35 tahun), Pendidikan pemberian informasi yang tepat bagi klien, pekerjaan (Depks RI, 1993: 65).
b.      Keluhan Utama.
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang air kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit (Cristina’s Ibrahim, 1993,7).
c.       Riwayat penyakit sekarang .
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara 38 –42 minggu (Cristina’s Ibrahim, 1993,3) disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering, tertaur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur lendir).kadang ketuban pecah dengan sendirinya. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998; 165).
d.      Riwayat penyakit dahulu.
Adanya penyakit jantung, Hypertensi, Diabitus mielitus, TBC, Hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat persalinan. (Depkes RI, 1993:66).
e.       Riwayat penyakit keluarga.
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabitus mielitus, keturunan hamil kembar pada klien, TBC, Hepatitis, Penyakit kelamin, memungkinkan penyakit tersebut ditularkan pada klien, sehingga memperberat persalinannya. Depkes RI, 1993,66).
f.        Riwayat Obstetri
Ø  Riwayat haid.
Ditemukan amenorhhea (aterm 38-42 minggu) (Cristina’s Ibrahim, 1993,3), prematur kurang dari 37 minggu (D.B. Jellife, 1994:28).
Ø  Riwayat kebidanan.
Adanya gerakan janin, rasa pusing,mual muntah, daan lain-lain. Pada primigravida persalinan berlangsung 13-14 jam dengan pembukaan 1cm /jam, sehingga pada multigravida berlangsung 8 jam dengan 2 cm / jam (Sarwono Prawirohardjo, 1999,183).
g.      Riwayat psikososialspiritual dan budaya.
Perubahan psikososial pada trimester I yaitu ambivalensi, ketakutaan dan fantasi . Pada trimester II adanya ketidak nyamanan kehamilan (mual, muntah), Narchisitik, Pasif dan introvert. Pada trimester III klien merasa tidak feminin lagi karena perubahan tubuhnya,ketakutan akan kelahiran bayinya,distress keluarga karena adaanya perasaan sekarat selama persalinan berlangsung (Sharon J Reeder Et all, 1987: 302).
h.      Pola Kebutuhan sehari-hari.
Ø  Nutrisi Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera makan yang menurun. (Sharon J Reeder Et all, 1987: 405).
Ø  Istirahat tidur. Klien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung pada letak punggung anak,klien sulit tidur terutama kala I – IV. (Sarwono Prawirohardjo, 1999,192).
Aktivitas. Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat klien cepat lelah, capai, lesu. Pada kala I apabila kepala janin telah masuk sbagian ke dalam PAP serta ketuban pecah, klien dianjurkan duduk / berjalan-jalan disekitar ruangan / kamar bersalin. (Sarwono Prawirohardjo, 1999,192). Pada kala II kepala janin sudah masuk rongga PAP klien dalam posisi miring ke kanan / kiri . (Sarwono Prawirohardjo, 1999,195).
Ø  Eliminasi, Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan proses persalinan (Chritina”s Ibrahim, 1993:7). Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi. (Sharon J Reeder Et all, 1987: 406).


Ø  Personal Hygiene, Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai, sepatu / alas kaki dengan tumit tinggi agar tidak dipakai lagi. (Sarwono Prawirohardjo, 1999,160).
Ø  Seksual, Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual / fungsi dari sek yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas. (Sharon J Reeder Et all, 1987: 285).

4.2 Pemeriksaan
a.       Pemeriksaan fisik
Ø  Kesan umum
ü  Apakah tampak sakit
ü  Bagaimana kesadarannya
ü  Apakah tampak pucat ( anemis )
Ø  Pemeriksaan tanda vital
ü  Tekanan darah
ü  Nadi
ü  Suhu
ü  Pernafasan
b.       Pemeriksaan khusus abdomen
Ø  Kesan abdomen
ü  Perut kembung
ü  Apakah tampak gerak janin
Ø  Pemeriksaan Leopold
Ø  Terdapat tanda abdominal, seperti:
ü  Rasa nyeri berlebihan
ü  Tanda cairan bebas dengan abdomen
ü  Kesan lingkaran Bandle meningkat/ tinggi
ü  Bagian janin mudah diraba
ü  Tampak perdarahan pervaginam
Ø  Pemeriksaan DJJ
ü  DJJ normal antara 120-160
ü  Keteraturan
Ø  Apakah disertai pengeluaran mekonium pada letak kepala

·         Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan, dan setelah selaput ketuban pecah.
Ø  Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut;
ü  Warna cairan amnion
ü  Dilatasi serviks
ü  Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan periksa luar)
Ø  Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosis inpartum belum dapat ditegakkan.
Ø  Jika terdapat kontraksi yanag menetap, periksa ulang wanita tersebut setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini, jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan inpartu, jika tidak terdapat perubahan, maka diagnosisnya adalah persalinan palsu.
Ø  Pada kala II persalinan lakukan pemeriksaan dalam setiap jam
Periksa luar
Periksa dalam
Keterangan
5/5

4/5


3/5

2/5

1/5

0/5
H I

H I-II


H II +

H II +

H III-H IV

H IV
Kepala di atas PAP, mudah digerakkan.
Sulikt digerakkan bagian terbesar kepala belum masuk panggul.
Bagian terbesar kepala belum masuk panggul.
Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul.
Kepala di dasar panggul.
Di perineum
Keterangan:
ü  Periksa luar dengan cara palpasi
ü  Periksa dalam dengan VT (Vaginal Touch)
·         Pengelompokan data
DO:
Ø  GI P0 A0 hamil 42 minggu

4.3  DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      keluarnya cairan sehubungan dengan pemanjangan persalinan dan pembatasan cairan/ tidak adekuatnya intake cairan
Tujuan       :Rehidrasi cairan pasien tercapai dalam proses persalinan
Intervens  
Ø  pemberian cairan IV sesuai program pengobatan
rasional   :cairan IV menggantikan cairan yang hilang dalam tubuh
Ø  cek bibir pasien dan kekeringan membran mukosa dan turgor kulit
rasional   :dengan pengkajian klinik tahu tanda-tanda dehidrasi
Ø  monitor cairan pasien intake dan output
rasional   :membantu untuk mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh
2.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan tidak efektifnya dalam mengikuti proses persalinan
Tujuan       :Pengurangan rasa nyeri yang dialami selama proses persalinan
Intervensi  :
Ø  Bantu pasien untuk memberikan support dengan menunggu pasien selama mungkin
Rasional :dengan kehadiran perawat secara kekeluargaan mengurangi rasa nyeri
Ø  Pimpin pasien dalam teknik bernafas dan latihan relaksasi
Rasional :mengurangi rasa tidak nyaman
Ø  Memberikan rasa nyaman, elusan pinggang dan penggantian posisi
Rasional :mengurangi ketidaknyamanan dan menolong untuk rileks
3.      Resiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah, adanya perangsangan pada vagina dengan menggunakan alat misalnnya, kateter
Tujuan       :Tidak terjadi tanda – tanda infeksi sebagi akbat distosia
Intervensi
Ø  Monitor suhu, nadi tiap 2 jam
Rasional :peningkatan nadi adalah salah satu tanda infeksi
Ø  Dilakukan vulva higiene sebelum tindakan intra vaginal ( dengan menggunakan bahan desinfektan yodium bila tidak alergi dengan yodium
Rasional :dapat mengurangi masuknya kuman/ bakteri pada kulit selama tindakan
Ø  Penggunaan sarung tangan steril serta teknik yang baik dan benar selama tindakan intra vaginal
Rasional :meminimalkan masuknya kuman
Ø  Perlakukan terhadap intra vaginal jika ada indikasi
Rasional: dengan menggunakan pengkajian dan monitoring dapat mengurangi kemungkinan rupturnya membran ( ketuban)
4.      gangguan perfusi jaringan plasenta fetal distres berhubungan dengan memanjangnya proses persalinan
Tujuan :
perkembangan bunyi jantung janin baik
Intervensi :\
Ø  observasi tanda-tanda fetal distres
rasional : penurunan indikasi terjadinya fetal distress
Ø  observasi warna campuran amnion
rasional : mekonium keruh atau tidak bersih indikasi fetal distress
Ø  posisi klien miring ke posisi lateral
rasional : pasisi ini mengalirkan darah ke plasenta bertambah









BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.      Partus lama adalah yang juga disebut distosia didefinisikan sebagai  persalinan yang sulit. Patokan waktu yang digunakan oleh WHO adalah  bila lama persalinan > 24 jam.
2.      Partus lama dapat diklasfikan berdasarkan penyebabnya (menjadi disproporsi sefalopelvik dan disfungsi uterus murni) atau berdasarkan fase  persalinan yang memanjang (dibagi menjadi fase laten memanjang, fase aktif memanjang dan kala II memanjang). Lebih spesifik fase aktif memenajang dibagi menjadi dua kelompok kelainan, yaitu protraction disorder dan arrest disorder.
3.      Pengawasan persalinan dengan partograf dapat digunakan sebagai patokan untuk mendiagnosa partus lama.
4.      Out come yang dapat timbul akibat partus lamabaik bagi maternal dan neonatal antara lain infeksi intrapartum, ruptura uteri cincin retraksi  patologis, pembentukan fistula, cedera otot-otot dsar panggul, caput suksedaneum dan molase kepala janin.
















  DAFTAR  PUSTAKA

  1. Robert Resnik, Jay P lams, Maternal – fetal medicine, 5th Edition, Saunders, Philadelphia, 2004
  2. Jhon J. Sciarra, Gynecology and Obstetrics, revised edition, J-B Lippincott company Philadelphia, 1995
  3. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi FK Unpad, Bandung
  4. Current Obstetric and Gynecologic, Diagnosis treatment, ninth Edition International, 2003
  5. sastrawinata Sulaiman, Ilmu kesehatan Reproduksi, Obstetri Patologi, Ed.2 – Jakarta: EGC, 2004
  6. Geoffrey chamberlain, prolonged pregnancy Turn Bull’s Obstetric, 3rd Edition, Churchill Livingstone.
  7. Cunningham F Gary, Obstetri Williams, ED.21- Jakarta : EGC, 2005
  8. Joy saju, MD, Diagnosis of Abnormal Labour at www.emedicine.com
  9. Obstetri Fisiologi, Bagian obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
  10. Saifuddin Abdul bari, Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Ed.1, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2004
  11. Hacker, Moore, Essential of Obstetric and Gynecology, 2nd Edition, W.B Saunders Company, 1992

Tidak ada komentar:

Posting Komentar