DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………..…………………………………………...
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1.1
Latar belakang………….................................................................................2
1.2
Rumusan masalah............................................................................................3
1.3
Tujuan………….…...……………………………………………….……….3
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA…...………………………………………...…….
2.1
Definisi ...........................................................................................................4
2.2
Klasifikasi Partus Lama………………………………………………...…...4
2.3
Etiologi….…………...…………………………………………………........6
2.4
Manifestasi Klinik………….……………………………………………..…8
2.5
Proses terjadinya persalinan normal……………………………..…………..9
2.6
Diagnosa.…..……………………..………………………………………...10
2.7
komplikasi…………………………………………...……………………..12
2.8
WOC………………………………...…………………………………...…13
BAB III KASUS.....................................................................................................14
BAB IV ASKEP………………………………………………………...…………..
4.1Anamnesa...........................................................................................................22
4.2Pemeriksaan.......................................................................................................23
4.3Diagnosa……………………………………………………………………….25
BAB V PENUTUP………………………………………………………………….
5.1
Kesimpulan………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………...……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Partus
lama adalah persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan
persalinan. Secara umum, persalinan yang abnormal sering terjadi apabila
terdapat disproporsi antara bagian presentasi janin dan jalan lahir. Partus
lama dapat terjadi akibat beberapa kelainan tertentu yang melibatkan serviks,
uterus, janin, tulang panggul ibu, atau obstruksi lain dijalan lahir.
Kelainan-kelainan ini secara mekanistis dibagi menjadi tiga kategori yaitu
kelainan kekuatan (power), kelainan yang melibatkan janin (passenger), kelainan
jalan lahir (passage).
Partus
Lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 12 jam yang dimulai dari
tanda-tanda persalinan. Partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga,
dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi pendarahan post partum yang dapat
menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan asfiksia
yang dapat meningkatkan kematian bayi. Para ibu baru yang menjalani persalinan
pertamanya dengan sulit dan lama mengatakan bahwa pengalaman tersebut akan
mempengaruhi mereka untuk selamanya.
Secara
keseluruhan, 60% wanita yang menjalani persalinan sulit mengatakan bahwa
pengalaman tersebut akan meninggalkan kesan pada mereka sepanjang hidupnya.
Persalinan yang lama biasa terjadi terutama pada wanita yang baru menjalani
persalinan anak pertama.
Persalinan
lama didefinisikan sebagai persalinan dengan kemajuan yang lama, yaitu ibu
mengalami kontraksi teratur lebih lama dari 12 jam misalnya, atau persalinan
yang membutuhkan operasi cesar darurat, bantuan forseps, atau vakum. Para
peneliti menemukan bahwa rasa sakit merupakan hal yang utama diutarakan oleh para
ibu baru, terutama mereka yang mengalami persalinan lama.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Bagaimana
konsep Partus Lama?
b.
Bagaimana
kasus partus lama?
c.
Bagaimana
konsep asuhan keperawatan Partus Lama?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
a. Menjelaskan konsep Partus Lama
b. Menjelaskan kasus partus lama
c. Menjelaskan konsep asuhan
keperawatan Partus Lama
Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi partus lama
b. Menjelaskan Etiologi partus lama
c. Menjelaskan klasifikasi partus lama
d. Menjelaskan etiologi partus lama
e. Menjelaskan manifestasi klinik
Partus Lama
f. Menjelaskan proses terjadinya
persalinan normal
g. Menjelaskan diagnose partus lama
h. Menjelaskan komplikasi partus lama
i.
Menjelaskan
Woc partus lama
j.
Menjelaskan
kasus partus lama
k. Menjelaskan asuhan keperawatan
partus lama
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
DEFINISI
Partus lama merupakan persalinan
yang sulit yang ditandai adanya hambatan kemajuan dalam persalinan, kemajuan
persalinan dinilai dari kemajuan pembukaan serviks, kemajuan bagian terendah
janin, dan bila janin sudah sampai dibidang hodge III atau lebih rendah dinilai
dari ada atau tidaknya putaran paksi dalam.
Pada partus lama dapat ditemukan
pemanjangan fase laten atau fase aktif ataupun kedua-duanya dari kala
pembukaan. Pada fase latent terjadi pembukaan yang sangat lambat
dari 0 sampai 3cm dan lamanya ± 8 jam. Tetapi pada partus lama terjadinya fase
laten lebih dari 8 jam. Menurut Friedman dan Sachtleben mendefinisakan fase
latent berkepanjangan apabila lama fase ini lebih dari 20 jam pada nulipara dan
14 jam pada multipara. Pada fase aktif frekuensi dan lamanya
kontraksi uterus meningkat , serviks membuka dari 4 ke 10 cm, terjadi penurunan
bagian terbawa janin, dan fase ini tidak lebih dari 6 jam, akan tetapi pada
partus yang lama terjadinya fase ini lebih dari 6 jam.
Suatu persalinan dikatakan lama jika
persalinan telah berlangsung lebih dari 14 jam atau lebih untuk primigravida
dan lebih dari 8 jam untuk multigravida. Selain itu
juga pada partus lama didapatkan dilatasi serviks dikanan garis waspada pada
partograf.
2.2 Klasifikasi
Partus Lama
Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996) mengklasifikasikan
partus lama menjadi beberapa fase, yaitu :
1. Fase laten yang memanjang
Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida
atau waktu 14 jam pada multipara merupakan keadaan abnormal. Sebab-sebab fase
laten yang panjang mencakup :
a.
Serviks
belum matang pada awal persalinan
b.
Posisi
janin abnormal
c.
Disproporsi
fetopelvik
d.
Persalinan
disfungsional
e.
Pemberian
sedatif yang berlebihan
Serviks yang belum matang hanya memperpanjang fase laten,
dan kebanyakan serviks akan membuka secara normal begitu terjadi pendataran.
Sekalipun fase laten berlangsung lebih dari 20 jam, banyak pasien mencapai
dilatasi serviks yang normal ketika fase aktif mulai. Meskipun fase laten itu
menjemukan, tapi fase ini tidak berbahaya bagi ibu atau pun anak.
2. Fase aktif yang memanjang pada
primigravida
Para primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam
merupakan keadaan abnormal, yang lebih penting daripada panjangnya fase ini
adalah kecepatan dilatasi serviks. Pemanjangan fase aktif menyertai :
a. Malposisi janin
b. Disproporsi fetopelvik
c. Penggunaan sedatif dan analgesik
secara sembrono
d. Ketuban pecah sebelum dimulainya
persalinan
Keadaan ini diikuti oleh peningkatan kelahiran dengan
forceps tengah, secsio caesarea dan cedera atau kematian janin. Periode
aktif yang memanjang dapat dibagi menjadi dua kelompok klinis yang utama, yaitu
kelompok yang masih menunjukkan kemajuan persalinan sekalipun dilatasi servik
berlangsung lambat dan kelompok yang benar-benar mengalami penghentian dilatasi
serviks.
3. Fase aktif yang memanjang pada
multiparas
Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih dari 6 jam
(rata-rata 2,5 jam) dan laju dilatasi serviks yang kurang dari 1,5 cm per jam
merupakan keadaan abnormal. Meskipun partus lama pada multipara lebih jarang
dijumpai dibandingkan dengan primigravida, namum karena ketidakacuhan dan
perasaan aman yang palsu, keadaan tersebut bisa mengakibatkan malapetaka.
Kelahiran normal yang terjadi di waktu lampau tidak berarti
bahwa kelahiran berikutnya pasti normal kembali. Pengamatan yang cermat, upaya
menghindari kelahiran pervaginam yang traumatik dan pertimbangan secsio
caesarea merupakan tindakan penting dalam penatalaksanaan permasalahan ini.
Berikut ini ciri-ciri partus lama pada multipara :
a. Insedensinya kurang dari 1%
b. Mortalitas perinatalnya lebih tinggi
dibandingkan pada primigravida dengan partus lama
c. Jumlah bayi besar bermakna
d. Malpresentasi menimbulkan
permasalahan
e. Prolapsus funiculi merupakan
komplikasi
f. Perdarahan postpartum berbahaya
g. Rupture uteri terjadi pada grande
multipara
h. Sebagian besar kelahirannya
berlangsung spontan pervaginam
i.
Ekstraksi
forceps tengah lebih sering dilakukan
j.
Angka
secsio caesarea tinggi, sekitar 25%.
2.3 Etiologi
Penyebab
dari persalinan lama dapat dibagi dalam tiga golongan besar yaitu:
1. Persalinan lama
karena kekutan – kekuatan yang mendorong anak tidak memadai, seperti:
a.
Kelainan His
Merupakan
penyebab terpenting dan tersering terjadinya persalinan lama. Baik tidaknya His
dapat dinilai dari kemajuan persalinan, sifat-sifat his : frekuensi, kekuatan
dan lamanya his, besarnya caput suksedaneum. Penilaian kekuatan his dapat
dilakukan dengan pemeriksaan fisik, yakni menilai secara manual sifat-sifat his
dengan palpasi atau menggunakan bantuan CTG. His dikatakan kurang baik kuat jika:
Ø Terlalu lemah
yang dinilai dengan palpasi pada puncak his.
Ø Terlalu pendek
yang dinilai dari lamanya kontraksi.
Ø Terlalu jarang
yang dipantau dari waktu sela antara dua his.
Menurut WHO his dikatakan memadai bila terdapat his yang
kuat sekurang-kurangnya tiga kali dalam kurun waktu 10 menit dan masing-masing
lamanya lebih dari 40 detik.5
b.
Kekuatan mengejan kurang kuat
dapat
berupa kelainan dari dinding perut, seperti luka parut baru pada dinding perut,
diastase muskulus rektus abdominis, atau kelainan keadaan umum ibu seperti
sesak nafas atau adanya kelelahan ibu.
2. Persalinan lama
karena adanya kelainan letak janin atau kelainan fisik janin, seperti
presentasi bahu, presentasi dahi, presentasi bokomg, anak besar, hidrosefal,
dan monstrum.
3. Persalinan lama
karena adanya kelainan pada jalan lahir.
Baik
kelainan bagian keras (tulang) maupun bagian yang lunak dari panggul, seperti
danya panggul sempit, adnya tumor-tumor baik pada genitalia interna maupun
visera lain didaerah paggul yang menghalangi jalan lahir. Pengaruh panggul
sempit pada persalinan yaitu persalinan lebih lama dari biasanya hal ini
terjadi karena adanya gangguan pembukaan, karena banyak waktu yang dipergunakan
untuk mulase kepala anak.
Dalam kaitannya dengan gangguan kemajuan
persalinan, dalam hal ini disfungsi uterus, kemungkinan besar mendominasi
sebelum pembukaan serviks lengkap, sedangkan kelainan proporsi fetopelvik
kemungkinan lebih jelas setelah kala dua tercapai.
Ø Disfungsi
uterus
Propulsi
dan ekspulsi janin disebabkan oleh kontraksi uterus, yang pada kala dua
diperkuat oleh kerja otot volunter dan involunter dinding abdomen, pada partus
lama intensitas kedua faktor ini mungkin kurang sehingga persalinan melambat
atau berhenti.
Disfungsi uterus yang ditandai dengan kontraksi yang
jarang sehingga pada fase pembukaan serviks manapun ditandai oleh tidak adanya
kemajuan, sedangkan salah satu karakteristik utama persalinan normal adalah
kemajuan.
Ada beberapa penyebab disfungsi uterus seperti:
ü Analgesia
Epidural
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
analgesia epidural dapat memperlambat jalannya persalinan hal ini berkaitan
dengan memanjangya kala I dan kala II persalinan serta melambatnya kecepatan
penurunan janin.
ü Korioamnionitis
Karena
adanya keterkaitan antara persalinan yang lama dengan infeksi intrapartum pada
ibu, beberapa dokter menganjurkan bahwa infeksi itu sendiri berperan
menimbulkan kelainan aktivitas uterus. Besar kemungkinanya bahwa infeksi uterus
dalam situasi klinis ini adalah konsekuensi dari partus lama (disfungsi) dan
bukan penyebab dari distosia.
ü Posisi ibu
selama persalinan
Menurut
Miller (1983), kontraksi uterus terjadi lebih sering tetapi dengan intensitas
rendahbapabila ibu dengan posisi terlentang, tetapi sebaliknya frekuensi dan
intensitas kontraksi dilaporkan meningkat apabila ibu duduk atau berdiri. Namun
Lupe dan Gross (1986) menyimpulkan bahwa tidak terdapat bukti komklusif bahwa
posisi ibu tegak maupun ambulasi dapat memperbaiki persalinan.
Ø Disproporsi
Fetopelvik
Keadaan ini timbul karena berkurangnya
ukuran panggul, ukuran janin yang terlalu besar, atau kombinasi keduanya.
ü Kapasitas
panggul
Setiap
penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul dapat
menyebabkan distosia saat persalinan. Hal ini mungkin didapatkan penyempitan
pintu atas panggul, pintu tengah panggul, pintu bawah panggul atau panggul yang
menyempit seluruhnya akibat kombinasi dari hal-hal diatas.
ü Ukuran janin
terlalu besar
Disproporsi
sefalopelvik biasanya tidak berkaitan dengan ukuran janin yang terlalu besar.
Hal ini berkaitan dengan pernyataan di edisi ketiga belas William obstetrics mengenai ukuran janin yang terlalu besar sebagai
penyebab partus lama yaitu asalkan panggul tidak menyempit, kecil
kemungkinannya bagi anak yang tumbuh normal dengan berat badan kurang dari
4500gram dapat menimbulkan partus lama semata-mata karena ukurannya.
2.4 Manifestasi Klinik
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998) gejala klinik
partus lama terjadi pada ibu dan juga pada janin.
1. Pada ibu
Gelisah,
letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan
meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring v/d Bandle, oedema serviks,
cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.
2. Pada janin :
- Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan negarif, air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
- Kaput succedaneum yang besar
- Moulage kepala yang hebat
- Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)
- Kematian Janin Intra Parental (KJIP)
Menurut Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG (1998), gejala
utama yang perlu diperhatikan pada partus lama antara lain :
1. Dehidrasi
2. Tanda infeksi : temperatur tinggi,
nadi dan pernapasan, abdomen meteorismus
3. Pemeriksaan abdomen : meteorismus,
lingkaran bandle tinggi, nyeri segmen bawah rahim
4. Pemeriksaan lokal vulva vagina :
edema vulva, cairan ketuban berbau, cairan ketuban bercampur mekonium
5. Pemeriksaan dalam : edema
servikalis, bagian terendah sulit di dorong ke atas, terdapat kaput pada bagian
terendah
6. Keadaan janin dalam rahim : asfiksia
sampai terjadi kematian
7. Akhir dari persalinan lama : ruptura
uteri imminens sampai ruptura uteri, kematian karena perdarahan atau infeksi.
2.5 Proses terjadinya persalinan normal
Untuk
memiliki pemahaman yang lebih tentang apa yang dimaksud dengan persalinan yang
abnormal maka terlebih dahulu kita paham tentang parsalinan yang normal.
Secara
umum persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari uterus kedunia luar. Sebab-sebab terjadinya persalinan sampai kini masih
merupakan teori yang kompleks. Pengaruh prostaglandin, faktor humoral, struktur
uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf
dan nutrisi disebut sebagai faktor-fakotor yang mengakibatkan partus.6,7
Persalinan
dimulai ( Inpartu ) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Dalam
persalinan terdiri dari empat kala yaitu kala I atau kala pembukaan, kala II
atau kala pengeluaran, kala III atau kala uri, dan kala IV atau masa 1 jam
setelah plasenta lahir.
Kala I
persalinan dimulai sejak terjadinya
kontraksi uterus hingga pembukaan serviks mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Kala I persalinan ini dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
Pada fase laten dimulai sejak awal kontraksi hingga pembukaan serviks <
4cm,biasanya brlangsung < 8 jam.
Sedangkan pada fase aktif serviks
membuka dari 4 ke 10 cm, dan terjadi penurunan bagian terbawah janin, biasanya
berlangsung < 6 jam.
Kala II
persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Ada beberapa tanda-tanda kala II diantaranya kekeatan
ingin meneran bertambah, makin meningkatnya trkanan pada rektum dan vagina,
perineum terlihat menonjol, vulva- vagina dan sfingter ani terlihat membuka,
peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
Kala III
persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban. Sedangkan kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya
plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.
2.6 Diagnosis
Untuk
mendiagnosis persalinan lama terlebih dahulu memperhatikan faktor-faktor
penyebab persalinan lama seperti: His yang tidak efisisen dan adekuat, faktor
janin, dan faktor jalan lahir.
Tabel 1: Diagnosis persalinan lama
Tanda dan gejala
|
Diagnosis
|
Serviks tidak membuka
Tidak didapatkan his/his tidak teratur
|
Belum in partu
|
Pembukaan
serviks tidak melewati 4 Cm sesudah 8 jam
Inpartu dengan his yang teratur
|
Fase latan memanjang
|
Pembukaan
serviks melewati kanan garis waspada partograf
|
Fase aktif memanjang
|
Pembukaan serviks lengkap, ibu
ingin mengedan, tetapi tak ada kemajuan penurunan
|
Kala II lama
|
Untuk mendiagnosa faktor pada jalan lahir, seperti karena
adanya kelainan panggul, dapat ditegakkan atas pemeriksaan radiologis seperti
pelvimetri radiologi, CT Scan, MRI (Magnetic resonance imaging). Dengan
melakukan pemeriksaan radiologis, akan didapatkan kriteria diagnosis mengenai
ukuran panggul.
Kriteria diagnosisnya sebagai berikut:
a. Kesempitan
pintu atas panggul:
Ø Panggul
sempit relatif: jika konjugata vera > 8,5 – 10 cm
Ø panggul
sempit absolut: jika konjugata vera < 8,5 cm
b. Kesempitan
panggul tengah:
Kalau
jumlah diameter interspinarum dan
diametersagitalis posterior pelvis mencapai < 13,5 cm dan diameter
interspinarum <10 cm, dinding panggul konvergen, dan sakrum lurus atau
konveks.
c. Kesempitan
pintu bawah panggul:
Bila arkus
pubis <900, atau sudut lancip.
Sedangkan
pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis faktor janin dapat menggunakan
ultrasonografi.
2.7 Komplikasi
Efek yang
diakibatkan oleh partus lama bisa mengenai ibu maupun janin. Diantaranya:
1. infeksi
intrapartum
Infeksi
merupakan bahaya serius yang mengancam
ibu dan janinnya pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban.
Bakteri didalam cairan amnion menembus amnion dan desisdua serta pembuluh
korion sehingga terjadi bakteremia , sepsis dan pneumonia pada janin akibat
aspirasi cairan amnion yang terinfeksi.
2. Ruptur uteri
Penipisan
abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius selama partus lama,
terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan pada mereka yang dengan riwayat
seksio sesarea. Apabila disproporsi antara kepala janin dan dan panggul
sedemikin besar sehingga kepala tidak engaged
dan tidak terjadi penurunan, sehingga segmen bawah uterus menjadi sangat
teregang yang kemudian dapat menyebabkan ruptur.
3. Cincin retraksi
patologis
Pada
partus lama dapat timbul konstriksi atau cincin lokal uterus, tipe yang paling
sering adalah cincin retraksi patologis Bandl.
Cincin ini disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen bawah uterus,
cincin ini sebagai sustu identasi abdomen dan menandakan ancaman akan rupturnya
segmen bawah uterus.
4. Pembentukan
fistula
Apabila
bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi tidak maju
untuk jangka waktu lama , maka bagian jalan lahir yang terletak diantaranya
akan mengalami tekanan yang berlebihan. Karena gangguan sirkulasi sehingga
dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan
dengan munculnya fistula.
5. Cedera otot
dasar panggul
Cedera
otot-otot dasar panggul, persarafan, atau fasia penghubungnya merupakan
konsekuensi yang tidak terelakkan pada persalinan pervaginum terutama apabila
persalinannya sulit.
6.
Efek pada janin berupa kaput
suksedaneum dan moulase kepala janin.
2.8 WOC
His tidak efisien
|
Kelainan jalan lahir
|
Resiko persalinan
Ø
Umur <16 tahun
Ø TB
<140 cm
Ø Primi
gravid
Ø
Riwayat partus
|
Kelainan janin
|
Partus Lama
|
takikardi
|
Perfusi ventilasi terganggu
|
Mk: Gg pertukaran gas
|
Tekanan darah ↑
|
Hear rate ↑
|
Mk: ketidakefektifan perfusi jaringan
|
Kompensasi sss
|
Peningkatan intracranial
|
Mk: Gg rasa nyaman
|
Intake cairan tidak adekuat
|
Mekanisme regulasi terganggu
|
Mk: Devisit volume cairan
|
Peristaltic ↓
|
akumulasi
|
Mk: Gg pemenuhan nutrisi
|
Output keringat berlebihan
|
Hidrasi terganggu
|
Resiko ketidakefektifan cairan
|
BAB III
KASUS
Nama :Ny. ”NM”
Usia :32 tahun
Pendidikan :SD
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
Agama :Islam
Suku :Sasak
Alamat :Kayangan – Kabupaten
Lombok Utara
MRS :17 September 2010
No. RM :209697
ANAMNESA
Keluhan utama :Pasien
datang dengan keluhan nyeri perut
menjalar ke pinggang.
Riwayat Penyakit
Sekarang :Pasien rujukan Polindes Santong dengan G2P1A0H1 A/T/H/IU dengan kala
II lama. Pasien mengeluh nyeri perut menjalar ke pinggang sejak pukul 12.00
(16/09) disertai lendir darah. Keluar air dari jalan lahir pukul 17.00, jernih,
tidak berbau. Gerakan janin masih dirasakan oleh pasien. Pasien mengeluh panas
badan yang muncul sejak pasien dirawat di Polindes. Perut kembung disangkal.
Kronologis :12.00
(16/09) Pasien datang ke Polindes pukul 12.00, mengeluh nyeri perut ingin melahirkan.
Hasil
pemeriksaan di Polindes didapatkan
KU :baik
Kesadaran :composmentis
TD :130/80 mmHg
FN :90x/mnt
Suhu :37,6°C
FP :20x/mnt
Pemeriksaan
obstetri
Inspeksi :oedem +/+
Palpasi :TFU :33 cm, letak kepala, punggung kiri
Auskultasi :DJJ :(+)
144x/menit
12.35
S :Nyeri perut (+)
O :VT : Φ 4 cm, eff 45%, ket (+), kepala
penurunan HI
A :G2P1A0H1
A/T/H/IU dengan kala I fase aktif
P :Observasi
kesejahteraan ibu dan janin
16.40
S :Nyeri perut (+)
O :VT :Φ 8 cm, eff 85%, ket (+), kepala
penurunan HI
A :G2P1A0H1
A/T/H/IU dengan kala I fase aktif
P :Observasi
kesejahteraan ibu dan janin
18.55
S :Nyeri
perut (+), keluar air dari jalan lahir, jernih, tidak berbau
O :VT
: Φ lengkap, eff 100%, ket (-), jernih, kepala penurunan HIII
A :G2P1A0H1
A/T/H/IU dengan kala II
P :Pimpin
persalinan
19.55
S :Nyeri
perut (+)
O :VT
: Φ lengkap, eff 100%, ket (-), jernih, kepala penurunan HIII
A :G2P1A0H1
A/T/H/IU dengan kala II lama
P :Rujuk
pasien
Terapi
dari Polindes
Ø Inj.
Ampicillin 1 gram IV (20.05)
Ø Inf.
RL 20 tetes/menit (20.15)
HPHT
: 23/12/2009
HTP
: 30/09/2010
Riwayat
obstetri
1. 9
tahun, laki-laki, spontan, BBL : 2800 gram, cukup bulan, di PKM
ditolong
bidan.
2. Riwayat
KB :Suntikan setiap 3
bulan, terakhir pemakaian 1 tahun sebelum pasien hamil.
Rencana KB :Suntikan setiap 3 bulan
ANC :>4x
di Posyandu, terakhir 1 bulan yang lalu dan saat itu dikatakan janin dalam
keadaan baik dan kepala sudah memasuki panggul.
Riwayat Penyakit Dahulu :Riwayat hipertensi (-), DM (-), asma (-),
penyakit jantung (-), gangguan fungsi hati (-), ginjal (-).
Riwayat penyakit keluarga :(-)
PEMERIKSAAN
FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum :baik
Kesadaran :composmentis
Tek. Darah :130/80 mmHg FN :
92 x/menit
FP :24x/menit
Suhu :37,6ºC
Mata :An -/-,
Ikterus -/-
Jantung :S1S2
tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru :vesikuler
+/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen :striae
gravidarum (+), linea nigra (+), perk: timpani
Ekstremitas :edema -/-, akral
hangat +/+
STATUS OBSTETRI
Leopold I :teraba bokong
di fundus, TFU : 33 cm
Leopold II :punggung fetal
disebelah kiri
Leopold III :teraba kepala
Leopold IV :kepala sudah masuk
PAP 2/5 bagian
TBJ :3410
gram
His :(+)
3x/10 menit, selama 35 detik
DJJ :14-15-14
= 180x/menit
Inspeksi :vulva oedem
(+)
VT :Φ
lengkap, ket (-), teraba kepala, UUK kidep, penurunan HIII, caput (+), tidak
teraba bagian kecil/tali pusat janin.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb :12,4
g/dL
Ht :34,4%
Leu :20800/µL
Plt :213000/µL
HBsAg :(-)
DIAGNOSIS
G2P1A0H1 hamil 38-39
mgu/T/H/IU presentasi kepala dengan Kala II Kasep
RENCANA TINDAKAN
Ø Observasi
kesejahteraan ibu dan janin
Ø Lapor
dokter jaga, usul:
1.Resusitasi
intra uterin
2.Antibiotik :Inj. Cefotaxime 1 gr
3.Antipiretik :Paracetamol 3x500mg dan kompres
4.Ekstraksi
vakum Advis : usul diterima
BAYI
Lahir tgl / jam :17 September 2010 /
02.10 WITA
Jenis Kelamin :Laki-laki
Apgar Score :3 – 5
Berat :3500
gram
Panjang :50 cm
Kel.kongenital :(-)
Anus :(+)
Ketuban :mekonial
PLASENTA
Ø Lahir
tgl / jam : 17 September 2010/ 02.12 WITA
Ø Kesan
lengkap, namun post partum TFU 1 jari di atas umbilikus. Coba dilakukan eksplorasi,
teraba jaringan, namun OUI sudah tertutup. Suspek rest (sisa) plasenta.
Ø Pro
USG
IBU POST PARTUM
Keadaan umumq :Baik
Tek. Darah :120/80 mmHg
FN :84x/menit
FP :20x/menit
Suhu :36,8°C
Kontraksi Uterus :baik
Tinggi Fundus Uteri :1 jari di atas umbilikus
Perdarahan : ± 200 cc
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Anamnesa
a. Biodata meliputi:
Nama, Umur mengetahui usia ibu
apakah termasuk resiko tinggi / tidak (terlalu muda apabila < 20 tahun atau
terlalu tua > 35 tahun), Pendidikan pemberian informasi yang tepat bagi
klien, pekerjaan (Depks RI, 1993: 65).
b. Keluhan Utama.
Pada umumnya klien mengeluh nyeri
pada daerah pinggang menjalar ke perut, adanya his yang makin sering, teratur,
keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang air kemih, bila buang
air kemih hanya sedikit-sedikit (Cristina’s Ibrahim, 1993,7).
c. Riwayat penyakit sekarang .
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil
dengan usia kehamilan anatara 38 –42 minggu (Cristina’s Ibrahim, 1993,3)
disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang
menjalar ke perut, his makin sering, tertaur, kuat, adanya show (pengeluaran
darah campur lendir).kadang ketuban pecah dengan sendirinya. (Ida Bagus Gde
Manuaba, 1998; 165).
d. Riwayat penyakit dahulu.
Adanya penyakit jantung, Hypertensi,
Diabitus mielitus, TBC, Hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan yang pernah
dialami, dapat memperberat persalinan. (Depkes RI, 1993:66).
e. Riwayat penyakit keluarga.
Adanya penyakit jantung, hipertensi,
diabitus mielitus, keturunan hamil kembar pada klien, TBC, Hepatitis, Penyakit
kelamin, memungkinkan penyakit tersebut ditularkan pada klien, sehingga
memperberat persalinannya. Depkes RI, 1993,66).
f. Riwayat Obstetri
Ø Riwayat haid.
Ditemukan amenorhhea (aterm 38-42
minggu) (Cristina’s Ibrahim, 1993,3), prematur kurang dari 37 minggu (D.B.
Jellife, 1994:28).
Ø Riwayat kebidanan.
Adanya gerakan janin, rasa
pusing,mual muntah, daan lain-lain. Pada primigravida persalinan berlangsung
13-14 jam dengan pembukaan 1cm /jam, sehingga pada multigravida berlangsung 8
jam dengan 2 cm / jam (Sarwono Prawirohardjo, 1999,183).
g. Riwayat psikososialspiritual dan
budaya.
Perubahan psikososial pada trimester
I yaitu ambivalensi, ketakutaan dan fantasi . Pada trimester II adanya ketidak
nyamanan kehamilan (mual, muntah), Narchisitik, Pasif dan introvert. Pada
trimester III klien merasa tidak feminin lagi karena perubahan tubuhnya,ketakutan
akan kelahiran bayinya,distress keluarga karena adaanya perasaan sekarat selama
persalinan berlangsung (Sharon J Reeder Et all, 1987: 302).
h. Pola Kebutuhan sehari-hari.
Ø Nutrisi Adanya his berpengaruh
terhadapkeinginan atau selera makan yang menurun. (Sharon J Reeder Et all,
1987: 405).
Ø Istirahat tidur. Klien dapat tidur
terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung pada letak punggung anak,klien
sulit tidur terutama kala I – IV. (Sarwono Prawirohardjo, 1999,192).
Aktivitas.
Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas
ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat klien cepat lelah, capai,
lesu. Pada kala I apabila kepala janin telah masuk sbagian ke dalam PAP serta
ketuban pecah, klien dianjurkan duduk / berjalan-jalan disekitar ruangan /
kamar bersalin. (Sarwono Prawirohardjo, 1999,192). Pada kala II kepala janin
sudah masuk rongga PAP klien dalam posisi miring ke kanan / kiri . (Sarwono
Prawirohardjo, 1999,195).
Ø Eliminasi, Adanya perasaan sering /
susah kencing selama kehamilan dan proses persalinan (Chritina”s Ibrahim,
1993:7). Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi. (Sharon J Reeder Et
all, 1987: 406).
Ø Personal Hygiene, Kebersihan tubuih
senantiasa dijaga kebersihannya. Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai,
sepatu / alas kaki dengan tumit tinggi agar tidak dipakai lagi. (Sarwono
Prawirohardjo, 1999,160).
Ø Seksual, Terjadi disfungsi seksual
yaitu perubahan dalam hubungan seksual / fungsi dari sek yang tidak adekuat
karena adanya proses persalinan dan nifas. (Sharon J Reeder Et all, 1987: 285).
4.2 Pemeriksaan
a. Pemeriksaan fisik
Ø Kesan umum
ü Apakah tampak sakit
ü Bagaimana kesadarannya
ü Apakah tampak pucat ( anemis )
Ø Pemeriksaan tanda vital
ü Tekanan darah
ü Nadi
ü Suhu
ü Pernafasan
b. Pemeriksaan khusus abdomen
Ø Kesan abdomen
ü Perut kembung
ü Apakah tampak gerak janin
Ø Pemeriksaan Leopold
Ø Terdapat tanda abdominal, seperti:
ü Rasa nyeri berlebihan
ü Tanda cairan bebas dengan abdomen
ü Kesan lingkaran Bandle meningkat/
tinggi
ü Bagian janin mudah diraba
ü Tampak perdarahan pervaginam
Ø Pemeriksaan DJJ
ü DJJ normal antara 120-160
ü Keteraturan
Ø Apakah disertai pengeluaran mekonium
pada letak kepala
·
Pemeriksaan
dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya
dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan, dan setelah selaput ketuban
pecah.
Ø Pada setiap pemeriksaan dalam
catatlah hal-hal sebagai berikut;
ü Warna cairan amnion
ü Dilatasi serviks
ü Penurunan kepala (yang dapat
dicocokkan dengan periksa luar)
Ø Jika serviks belum membuka pada
pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosis inpartum belum dapat ditegakkan.
Ø Jika terdapat kontraksi yanag
menetap, periksa ulang wanita tersebut setelah 4 jam untuk melihat perubahan
pada serviks. Pada tahap ini, jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita
tersebut dalam keadaan inpartu, jika tidak terdapat perubahan, maka
diagnosisnya adalah persalinan palsu.
Ø Pada kala II persalinan lakukan
pemeriksaan dalam setiap jam
Periksa
luar
|
Periksa
dalam
|
Keterangan
|
5/5
4/5
3/5
2/5
1/5
0/5
|
H
I
H
I-II
H
II +
H
II +
H
III-H IV
H
IV
|
Kepala
di atas PAP, mudah digerakkan.
Sulikt
digerakkan bagian terbesar kepala belum masuk panggul.
Bagian
terbesar kepala belum masuk panggul.
Bagian
terbesar kepala sudah masuk panggul.
Kepala
di dasar panggul.
Di
perineum
|
Keterangan:
ü Periksa luar dengan cara palpasi
ü Periksa dalam dengan VT (Vaginal
Touch)
·
Pengelompokan
data
DO:
Ø GI P0 A0 hamil 42 minggu
4.3 DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. keluarnya cairan sehubungan dengan
pemanjangan persalinan dan pembatasan cairan/ tidak adekuatnya intake cairan
Tujuan :Rehidrasi cairan pasien tercapai dalam proses persalinan
Intervens
Tujuan :Rehidrasi cairan pasien tercapai dalam proses persalinan
Intervens
Ø pemberian cairan IV sesuai program
pengobatan
rasional :cairan IV menggantikan cairan yang hilang dalam tubuh
rasional :cairan IV menggantikan cairan yang hilang dalam tubuh
Ø cek bibir pasien dan kekeringan
membran mukosa dan turgor kulit
rasional :dengan pengkajian klinik tahu tanda-tanda dehidrasi
rasional :dengan pengkajian klinik tahu tanda-tanda dehidrasi
Ø monitor cairan pasien intake dan
output
rasional :membantu untuk mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh
rasional :membantu untuk mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh
2. Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan tidak efektifnya dalam mengikuti proses persalinan
Tujuan :Pengurangan rasa nyeri yang dialami selama proses persalinan
Intervensi :
Tujuan :Pengurangan rasa nyeri yang dialami selama proses persalinan
Intervensi :
Ø Bantu pasien untuk memberikan
support dengan menunggu pasien selama mungkin
Rasional :dengan kehadiran perawat secara kekeluargaan mengurangi rasa nyeri
Rasional :dengan kehadiran perawat secara kekeluargaan mengurangi rasa nyeri
Ø Pimpin pasien dalam teknik bernafas
dan latihan relaksasi
Rasional :mengurangi rasa tidak nyaman
Rasional :mengurangi rasa tidak nyaman
Ø Memberikan rasa nyaman, elusan
pinggang dan penggantian posisi
Rasional :mengurangi ketidaknyamanan dan menolong untuk rileks
Rasional :mengurangi ketidaknyamanan dan menolong untuk rileks
3. Resiko infeksi berhubungan dengan
ketuban pecah, adanya perangsangan pada vagina dengan menggunakan alat
misalnnya, kateter
Tujuan :Tidak terjadi tanda – tanda infeksi sebagi akbat distosia
Intervensi
Tujuan :Tidak terjadi tanda – tanda infeksi sebagi akbat distosia
Intervensi
Ø Monitor suhu, nadi tiap 2 jam
Rasional :peningkatan nadi adalah salah satu tanda infeksi
Rasional :peningkatan nadi adalah salah satu tanda infeksi
Ø Dilakukan vulva higiene sebelum
tindakan intra vaginal ( dengan menggunakan bahan desinfektan yodium bila tidak
alergi dengan yodium
Rasional :dapat mengurangi masuknya kuman/ bakteri pada kulit selama tindakan
Rasional :dapat mengurangi masuknya kuman/ bakteri pada kulit selama tindakan
Ø Penggunaan sarung tangan steril
serta teknik yang baik dan benar selama tindakan intra vaginal
Rasional :meminimalkan masuknya kuman
Rasional :meminimalkan masuknya kuman
Ø Perlakukan terhadap intra vaginal
jika ada indikasi
Rasional: dengan menggunakan pengkajian dan monitoring dapat mengurangi kemungkinan rupturnya membran ( ketuban)
Rasional: dengan menggunakan pengkajian dan monitoring dapat mengurangi kemungkinan rupturnya membran ( ketuban)
4. gangguan perfusi jaringan plasenta
fetal distres berhubungan dengan memanjangnya proses persalinan
Tujuan :
perkembangan bunyi jantung janin baik
Intervensi :\
Tujuan :
perkembangan bunyi jantung janin baik
Intervensi :\
Ø observasi tanda-tanda fetal distres
rasional : penurunan indikasi terjadinya fetal distress
rasional : penurunan indikasi terjadinya fetal distress
Ø observasi warna campuran amnion
rasional : mekonium keruh atau tidak bersih indikasi fetal distress
rasional : mekonium keruh atau tidak bersih indikasi fetal distress
Ø posisi klien miring ke posisi
lateral
rasional : pasisi ini mengalirkan darah ke plasenta bertambah
rasional : pasisi ini mengalirkan darah ke plasenta bertambah
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Partus lama adalah yang juga disebut
distosia didefinisikan sebagai persalinan yang sulit. Patokan waktu yang
digunakan oleh WHO adalah bila lama persalinan > 24 jam.
2. Partus lama dapat diklasfikan
berdasarkan penyebabnya (menjadi disproporsi sefalopelvik dan disfungsi uterus
murni) atau berdasarkan fase persalinan yang memanjang (dibagi menjadi
fase laten memanjang, fase aktif memanjang dan kala II memanjang). Lebih
spesifik fase aktif memenajang dibagi menjadi dua kelompok kelainan, yaitu
protraction disorder dan arrest disorder.
3. Pengawasan persalinan dengan
partograf dapat digunakan sebagai patokan untuk mendiagnosa partus lama.
4. Out come yang dapat timbul akibat
partus lamabaik bagi maternal dan neonatal antara lain infeksi intrapartum,
ruptura uteri cincin retraksi patologis, pembentukan fistula, cedera
otot-otot dsar panggul, caput suksedaneum dan molase kepala janin.
DAFTAR PUSTAKA
- Robert Resnik, Jay P lams, Maternal – fetal medicine, 5th Edition, Saunders, Philadelphia, 2004
- Jhon J. Sciarra, Gynecology and Obstetrics, revised edition, J-B Lippincott company Philadelphia, 1995
- Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi FK Unpad, Bandung
- Current Obstetric and Gynecologic, Diagnosis treatment, ninth Edition International, 2003
- sastrawinata Sulaiman, Ilmu kesehatan Reproduksi, Obstetri Patologi, Ed.2 – Jakarta: EGC, 2004
- Geoffrey chamberlain, prolonged pregnancy Turn Bull’s Obstetric, 3rd Edition, Churchill Livingstone.
- Cunningham F Gary, Obstetri Williams, ED.21- Jakarta : EGC, 2005
- Joy saju, MD, Diagnosis of Abnormal Labour at www.emedicine.com
- Obstetri Fisiologi, Bagian obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
- Saifuddin Abdul bari, Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Ed.1, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2004
- Hacker, Moore, Essential of Obstetric and Gynecology, 2nd Edition, W.B Saunders Company, 1992
Tidak ada komentar:
Posting Komentar